Mentari enggan menampakkan dirinya
Berlari merunduk redup sinarnya
Sembunyi di balik awan yang menjingga
Memanggil rembulan tuk menggantikan tahtanya
Rembulan pun perlahan datang
Seolah takut ada yang menghadang
Disembunyikannya senyum di balik kelam
Gemetar dikoyak dinginnya malam
Sang bidadari termenung hatinya murung
Sekujur kulit serasa terbakar
Tapi dalam tubuh menggil menahan dingin
Karna keegoan tak mau mengerti jasad diri
Mana bisa ku berharap pelangi
Sedang langit masih berduka
Air matanya menghujam luka
Isak tangisnya menggetarkan jiwa
Dan kini....
Kau hanya membisu seolah tak mau mengerti
Bahwa ada hati yang selalu menanti
Berharap kau kembali bersama pelangi
Memberi warna dalam disetiap mimpi
Seperti pagi merintik berharap hadirnya mentari
Mungkinkah rintiknya meninggalkan basah
Dan basahnya melupakan dingin?
Biarlah mentari menjawab semuanya