Bila secangkir kopiku
Sudah tak sanggup lagi
Mengaliri ladang hati
Dan mata kepala tak mampu lagi terjaga
Disitulah raga mau tak mau harus mengikuti jiwa
Sayang....
Tak usah lagi kau tunggu aku
Apalagi mengelus kaki jiwamu
Karna kita sama sama penat
Menjadi pelayan dunia yang tak pernah tamat
Sayang...
Kutahu penatmu lebih berat
Dari pagi sebelum mentari
Kau harus menyiasati si buah hati
Belum lagi kalau ku minta pelangi
Bertambahlah tugasmu lebih berat lagi
Masih dalam pagi
Saat mentari baru saja menyelinap
Dibalik pohon mahoni
Kau sudah harus pergi
menuangkan asa para pemimpi
Sayang....
Matahari sudah di ubun ubun
Membakar seisi kepala
Namun kau tetap dengan senyuman khas
Yang manja dan menggoda
"Waalaikum salam ......"
Sambut aku yang sudah separuh daya
Ah....serasa oase digurun sahara
Dan Kau kembali lagi menyiasati
Agar supaya si buah hati
Punya lebih banyak lagi mimpi
Tak sepertiku, mimpi saja sudah tak bernyali
Setelah matahari lelah dengan pagi
Dengan siang, dan dengan senjanya
Kau masih terjaga walau dengan tenaga yang tersisa
Seringkali pelangi Kau tawarkan juga
Entah sungguhan atau basa basi saja
Ah ..mengingat laku hari ini saja
Mataku jadi malu bila tak terjaga
Sayang ...
Biarlah aku pijat kaki jiwa dan raga
Sambil kuceritakan tentang elang dan gagak
Supaya esok kaikimu bisa kuat berjejak
0 comments:
Post a Comment